Cerita ini di mulai pada sebuah perusahaan megah. Disana terdapat seorang anak. Anak itu bernama Amrul. Amrul adalah seorang anak dari keluarga yang kurang mampu, ia adalah seorang anak lulusan Sekolah Dasar yang bekerja di perusahaan tersebut.
Ia hanya tinggal dengan Adiknya yang masih bersekolah.
Pada suatu hari Amrul merasa sangat haus karena Ia bekerja lembur pada hari itu. Ia sangat lapar, hingga Ia berusaha mencari minum. Namun karena cuaca sangat panas, botol minumnya telah habis. Dan sangat sulit menemukan toko yang menjual air disana. Amrul bingung. Dia sangat bingung, hingga pada akhirnya Ia menemukan galon air yang didalamnya hanya tersisa hanya untuk satu gelas lagi. Ketika Ia menuangkan air tersebut ke dalam gelas dan hendak meminumnya, seorang manager perusahaan tersebut menegurnya, dan mengambil segelas air tersebut lalu meminumnya sampai tak tersisa setetes pun. Amrul sangat kecewa, marah, dan sedih. Sang manager berkata bahwa hanya petinggi perusahaan lah yang boleh meminum air itu. Amrul sangat kesal, dia hanya diam dan bergumam dalam hati bahwa Ia akan membalas apa yang telah manager itu lakukan. Namun Ia tidak mau membalas dengan hal yang menyimpang. Ia akan membalas dengan kebenaran.
Keesokan harinya Ia kembali bekerja di perusahaan tersebut. Namun kali ini berbeda, Ia menolak ketika ditawari untuk kerja lembur, bahkan Ia meminta untuk mempersingkat waktu kerjanya. Ia mencoba menyelesaikan pekerjaannya dengan waktu peringkat mungkin. bukan karena takut haus lagi, melainkan karena Amrul hendak meneruskan sekolahnya.
Lalu sepulang kerjanya, Ia sekolah. Dan sesudah sekolah Ia belajar lagi. Begitulah hari-hari yang di lalui Amrul. Bekerja, bersekolah, kemudian belajar kembali di rumah. Meskipun itu berarti Ia harus menguras banyak sekali tenaga ketika bekerja hanya demi sesuap nasi dan menyekolahkan adiknya. Amrul tidak pantang menyerah hanya karena kelelahannya. Ia terus berusaha mengurus adiknya, sekolahnya dan pekerjaannya.
Hingga pada suatu saat Ia mendapat beasiswa ke Amerika untuk meneruskan sekolahnya ke universitas disana. Amrul sangat senang. Ia meninggalkan adiknya dan berjanji akan mengirim uang setiap bulan untuk bekal adiknya. Di Amerika pun Amrul terkenal dengan kecerdasannya. Hingga ketika Ia kembali ke tanah air. Ia telah menjadi Orang sukses. Ia kemudian melamar pekerjaan ke perusahaan ditempat dulu ia bekerja sebagai manager.
Prestasi Amrul di Perusahaannya sangat mengagumkan. Managerisasinya sangat mengesankan sehingga perusahaan mendapat untung yang sangat besar. Prestasinya Membuat Amrul naik pangkat hingga ia kini menjadi Wakil direktur utama pemilik perusahaan dunia tersebut.
Dan ketika bertemu kembali dengan sang manager yang pernah melarangnya meminum segelas air , ia berkata "Terimakasih telah melarang ku meminum segelas air dulu". Sang manager hanya tertunduk malu.
The End
