
Hari hari yg biasa, tak ada yang menarik menaunginya. Dia hanya menjalani hidupnya apa adanya. Kehidupan yang tidak terlalu spesial membuatnya seperti ini. Namun dia hanya berusaha untuk mengubah kehidupannya. Dia adalah orang yang tak pernah merasakan cinta sejati. Kehidupannya hanya dihiasi cinta dari kasih sayang. Bukan kasih sayang dari cinta. Hal itu membuatnya merasa bahwa dia hanya memiliki dirinya. Dan yang memperjuangkan dirinya sendiri adalah dirinya, tidak ada orang lain. Yang ada dalam dirinya adalah "survive by my self" . Ia merasa hidupnya sangat kurang akan bantuan, makanya ia pun serasa tidak peduli terhadap orang lain, begitulah kehidupannya akhir-akhir ini. Bahkan ia telah di kecewakan hampir seluruh temannya. Sungguh kasihan, sebesar apapun usahanya, ia pasti tersandung hingga harus memulainya hingga awal. Masalah datang bertubi-tubi. Satu masalah terselesaikan dua masalah datang. Hingga akhirnya dia bertemu seseorang yang mungkin akan berpengaruh akan hidupnya. Pada awalnya dia tidak menghiraukan orang itu, bahkan terkesan cuek samasekali, namun pada pertemuan yang kedua ia terjebak sedikit percakapan dengan orang itu. Hingga akhirnya dia merasa sangat nyaman bersamanya.
Ia kini mulai merasa harinya penuh warna. Orang itu bagaikan tinta yang tak pernah habis dipakai. Ia tidak merasa rasa apapun pada orang itu. Hanya sekedar teman.

Kebersamaannya dengan orang itu tidak berjalan lama. Orang itu harus pindah ke tempat yang jauh dari sini.
Kehidupan pun kembali seperti semula. Namun ada satu rasa yang ia rasakan berbeda. Rasanya harinya lebih sulit, ia tak mau makan, main, tak mau melakukan apapun. Yang ada hanya kesedihan yang mendalam di hatinya. Begitu terus menerus, setiap mengingat orang itu, hatinya menjadi sedikit senang namun bertambah sedih, namun ia tak bisa lepas dari ingatan itu. Maka semakin ia mengingat semakin ia sakit. Hingga ia bertekat untuk menyusul orang itu. Namun apalah daya, masalah yang menderanya sangat menghalanginya untuk berbuat. Cintanya terhadap orang itu berbeda ia merasa sayang karna ia cinta. Namun cinta yang ia rasakan hanya memaksa hidupnya lebih sulit.
Hingga akhirnya dia merasa, kenapa saya harus terus menerus tenggelam dalam perasaan ini, hal ini sangat tidak menguntungkan bagi saya. Saya harus mencoba bangkit. Mungkin saya merasa saya harus survive sendiri karna saya kurang menolong orang, meski saya rasa pengorbanan saya pada orang lain lebih dari cukup. Namun saya akan melakukan hal yang lebih baik. Tenggelam dalam penderitaan tak ada gunanya maka cobalah untuk membuat dan menikmati hidup baru....

Sungguh kasihan dia, hidupnya kurang sempurna... Maka kita yang mungkin hidupnya lebih baik, cobalah gunakan sebaik mungkin, ayo berusaha sebaik-baiknya. Menjadi orang yang lebih baik, lebih membanggakan. Berusahalah! Jangan banyak mengeluh! Orang sukses punya banyak cara! Orang gagal punya banyak alasan! Jd perbanyaklah cara untuk mempersedikit alasan!
Read more »»